THE LOVE STORY
Kisah cintaku amatlah rumit, bukan hanya karena dari
segi ceritanya tapi makna didalamnya. Hatiku, hatimu atau hatiNya, memang
bingung untuk memilih diantara persimpangan perasaan ini. Hatiku kah yang lebih
dominan atau hatimu yang lebih dominan, atau hati untuk ALLAH SWT. Andai saja
pilihan itu ada, aku lebih memilih untuk melupakanmu. Melupakanmu yang telah
memberi arti kehidupan ini. Membuangmu dari sudut ingatanku tidaklah mudah untuk
aku lakukan. Mengingatmu membuatku semakin resah, tapi melupakanmu memanglah
bukan perkara yang mudah untuk dilakukan. Namun, apa daya, kebingunganku
menyudutkanku pada kondisi tanpa pilihan selain mengingatmu, walaupun
mengingatmu adalah perkara yang tak selayaknya.
Aku memang masih belum bisa melupakanmu. Aku juga
tak bisa memaksa hatiku untuk melupakanmu. Dan ternyata aku tak perlu punya
pilihan untuk melupakanmu. Barangkali juga untuk urusan hidup yang lainnya,
kita tidak perlu bingung dengan pilihan kalau kita sudah punya keinginan
sungguh-sungguh. Dan sekarang, aku benar-benar tidak ingin melupakanmu.
Hatiku sebenarnya hanya ingin untuk dekat
dengan-Nya. Karena dengan begitu terasa tentram dan nyamannya perasaan ini.
Dengan menjalankan segala perintah ALLAH dan menjauhi semua larangan-larangan
ALLAH. Apabila hatiku ini berpaling pada hatimu bukan untukNya semata sebaiknya
kau pergi saja. Hatiku sangatlah menginginkan sesuatu yang baik yang sesuai
dengan ketentuannya.
“
Pasti merasakan manisnya iman orang yang RIDLA ALLAH sebagai RABB, ISLAM
sebagai aturan HIDUP, dan MUHAMMAD SAW sebagai Rasul” (HR. MUSLIM).
Curhatanku selanjutnya adalah tentang ketertarikan
kepada lawan jenis alias pacaran. Biasanya masalah itu adalah kekhawatiran
tentang cara mengawali pacaran dan apabila melakukan pacaran harus ngapain aja.
Nah, orang tua mulai kebingungan mengawali remaja mereka. Seringkali orang
mengira bahwa remaja sangat menikmati masa pacaran. Padahal kalau mau sedikit
capek bikin survey ke SMP atau SMU,
sebenarnya hanya sedikit remaja SMP yang sudah pacaran atau remaja SMU
yang sudah biasa pacaran. Mereka justru berpikir bahwa pacaran adalah sesuatu
yang membuat malu dan bahkan membuat mereka tertekan. Tidak jarang di antara
mereka justru merasa terpaksa berpacaran karena tekanan dari teman sekelompok
karena tidak mau dianggap cupu alias kurang pergaulan. Jadi bukan karena mereka
benar-benar ingin berpacaran.
Biasanya jatuh cinta itu berjuta rasanya dan
merupakan kekinian zaman now. Buktinya, banyak banget dari mereka yang gonti-ganti
pacar. Itu karena mereka pada umumnya hanya memandang pacaran sebagai
kesenangan, bukan karena tujuan yang lebih besar. Sebagian sudah mulai berani
pacaran pada usia sangat remaja dan prosesnya pun lama banget. Apakah kamu tau
pacaran itu termasuk dosa besar yang tidak Allah sukai. Karena lebih besar
mudharatnya, seperti zina dan lain-lain. Bagi remaja, berpacaran sudah seperti
bertunangan, terus aturannya tidak tertulis dan kalau pacaran harus setia lah
ga boleh lirik-lirik, ga boleh bergaul sama cewek atau cewek selain sama pacar.
Memang pengaruh “kimia tubuh” sangat besar terhadap keinginan remaja untuk
berpacaran. Namun ternyata itu bukan satu-satunya pendorong yang meningkatkan
kecenderungan pada lawan jenis. Pendorong lainnya adalah adanya kecendurungan
mereka mencari kenyamanan dari seseorang. Bahkan kadang keinginan untuk selalu
berada di dekat sang kekasih pujaan hati merupakan hasrat yang sangat kuat.
Aku punya kisah yang memilukan tentang pacaran ini.
Sebelum aku bertobat, aku sempat melakukan pacaran selama tiga kali. Mereka
bertiga memiliki sifat berbeda dan cerita yang berbeda pula. Pertama bernama
dante, dia orangnya baik dan tidak sombong. Aku menjalani pacaran sama dia
selama 4 tahun. Tapi apa yang kamu tau dibalik ketampanan dan kebaikannya aku
sering dilanda kecewa. Aku pikir ada sesuatu yang disembunyikan dante. Ternyata
benar saja apa yang aku duga. Di tahun ke empat aku baru sadar dan tau ternyata
dia sudah berkeluarga dan memiliki anak. Seperti jantung mau copot, karena
selama ini aku merasa dibohongi. Apa yang terjadi kemudian, aku depresi berat
dan harus dimasukkan kerumah sakit jiwa.
Dia dengan mudahnya begitu saja meninggalkan aku
saat lagi sayang-sayangnya dan menginginkan keseriusan hubungan. Tapi apakah
itu karena kesalahan mutlak dante, ternyata itu ada yang salah dengan hatiku.
Kenapa telah melanggar aturanNya, bahwa pacaran itu dilarang dalam ajaran
agama. Untuk itu selama masuk di rumah sakit jiwa. Aku lebih mendekatkan diri
kepadaNya.
Musibah terberat selama ini yang pernah aku alami
adalah berpisah dengan kedua orang tua selama sebulan di tempat yang agak
menakutkan, di rumah sakit jiwa. Tapi apalah dayaku. Aku hanya bisa pasrah dan
berdoa semoga lekas diberi kesembuhan oleh Allah.
Jadi begini ceritanya, karena dilanda patah hati aku
mengurung diri di kamar. Tak ada satupun yang tau pada saat itu aku sakit. Lama
kelamaan orang tuaku merasa aneh, kenapa tika tidak pernah keluar kamar. Saat
kamar diperiksa ternyata aku duduk dipojokkan dan terlihat depresi. Aku akan
segera di masukkan ke rumah sakit tetapi awalnya aku menolak. Akhirnya orang
tuaku sepakat menggunakan penjemputan. Jadi penjemputan ini adalah khusus
pasien jiwa yang tidak mau dibawa berobat ke rumah sakit jiwa. Setelah
dilakukan penjemputan akhirnya aku berada di IGD rumah sakit jiwa itu. Awalnya
memang tidak betah tinggal disana, tapi dari hari kehari dikunjungi perawat dan
dokter bikin aku jadi betah. Teman-teman di rumah sakit jiwa merupakan manusia
yang sangat toleran dan selalu bisa memahami aku.
Aku bebas melakukan apa saja disini
tanpa khawatir dicap macam-macam. Disini enak, bahkan kalau telanjang pun gak
ada yang marah banget atau khawatir ada teman yang berpikir agak agak menjurus.
Aku disini bisa tertawa sepuasnya dan teman temanku tidak peduli akan apa yang
aku tertawakan. Hal yang tak terbayangkan bila itu aku lakukan diluar, bahkan
diluar, mau tersenyum saja kadang kadang aku takut dan harus berpikir dua kali.
Karena akan dipandang sinis, di cemooh dan jangan jangan nanti mendapat
penilaian yang bukan-bukan. Beda dengan berada di rumah sakit jiwa. Selain itu
setiap hari aku berinteraksi dengan perawat yang baik baik dan sabar. Sehingga
punya teman untuk berbagi keluh kesah.
Kalau lagi iseng aku mencuri dengar
pembicaraan dokter kepada perawat. Waham atau delusion adalah bagian dari
skizofrenia, kata mereka, yaitu sebuah keyakinan maya yang sangat sulit
digoyahkan. Jika anda merasa bahwa semua orang selalu memperhatikan anda, itu
sudah termasuk waham. Waham adalah ciri ciri penyakit jiwa, kalau sudah akut
sangat sulit untuk disembuhkan. Ruangan di dalam rumah sakit dibagi menjadi
bangsal bangsal, ada yang bernama anggrek dan wijaya kusuma. Selama di anggrek
aku melihat banyak pasien sakit jiwa yang parah, berbagai persoalan yang mereka
temui. Dari masalah keluarga hingga masalah pekerjaan. Sebenarnya masalah utama
orang dengan ODS seperti aku adalah memerlukan hormon dopamin. Dopamin adalah
salah satu zat kimia di otak yang berperan memengaruhi emosi, gerakan, sensasi
kesenangan, dan rasa sakit. Kadarnya dalam otak bisa naik turun. Sebagian besar
kesenangan, seperti makanan, minuman, dan seks, bisa meningkatkan kadar dopamin.
Jadi, tak heran selepas kita melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, kita akan
merasa rileks dan senang.
Begitu pula dengan ODS, yang
notabene memiliki kadar dopamin berlebih di otaknya. Akibatnya, ODS merasa
senang berlebih hingga mengalami halusinasi di pikirannya. Nah, berikut ini
adalah fakta menarik dopamin, pertama dopamin meningkat ketika ada aktivitas
tertentu yang berkaitan dengan kesenangan atau dipicu oleh beberapa jenis obat
obatan narkotika. Kedua berpengaruh terhadap rasa-rasa yang menyenangkan,
seperti, jatuh cinta, bahagia, motivasi, dan percaya diri. Namun, jika
berlebihan maka akan sangat membahayakan.
Ketiga, dopamin juga memengaruhi
perilaku seseorang. Bila normal, maka perilaku yang ditimbulkan tentunya akan
positif. Sebaliknya, jika berlebihan, maka perilakunya akan berlebihan. Keempat
tak hanya memengaruhi sisi perilaku dan perasaan, dopamin juga memengaruhi sistem
pencernaan dan kekebalan tubuh. Kelima, terlalu banyak dopamin dalam otak
terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan risiko gangguan skizofrenia.
Sebaliknya, jika terlalu rendah kadarnya, Parkinson bisa menjadi akibatnya.
Terakhir, dopamin juga berhubungan erat dengan gangguan lain, seperti, gangguan
pemusatan perhatian hiperaktivitas. Pada penderita hiperaktivitas , akan
diberikan obat yang memicu peningkatan dopamin dalam otak.
Di sinilah peran penting keluarga
dalam mendampingi ODS seperti aku. Pertama yang harus dilakukan keluarga adalah
mengawasi ODS agar tetap mengonsumsi
obat antipsikotik. Selain itu, keluarga juga perlu memberikan dukungan sosial
kepada aku. Aku cuma ingin merasa bermanfaat di masyarakat karena penerimaan dari
lingkungan sekitar tersebut akan berdampak positif terhadap kondisi kejiwaanku.
Setelah kurang lebih satu bulan
rawat inap di rumah sakit jiwa, aku diperbolehkan pulang. Betapa senangnya
perasaanku saat itu. Bisa melakukan aktivitas kembali semula. Pulang dari rumah
aku bisa menggunakan handphoneku lagi. Betapa bahagianya aku bisa komunikasi
dengan teman-temanku. Lebih mengejutkan lagi, aku dapet pesan dari seorang yang
pernah mengisi relung hidupku. Setelah dante membuat patah hati. Ada cowok baik
yang masuki kehidupan baruku. Alhamdulillah, rasa syukur ini terus menerus aku
panjatkan kepada Allah.
Ceritaku ga berhenti sampai disitu
aja, aku mendapatkan hidup yang baru dan tambatan hati baru. Senangnya perasaan
ini, dia selalu mengajak aku kejalan yang diridhoi Allah Alhamdulillah.
Anda tentu taka sing dengan kisah seseorang yang
tergila-gila pada kekasihnya atau mabuk kepayang gara-gara cinta. Entah sejak
kapan cinta kemudian diserupakan dengan “penyakit”. Tapi yang jelas, ketika
cinta datan, berbagai gejala tak biasa mulai muncul. Walau begitu, banyak juga
pakar yang mengklaim bahwa mencintai justru tanda orang yang sehat mentalnya.
Tetapi menurut aku, jatuh cinta atau mencintai termasuk awal timbulnya
penyakit. Mencintai berarti memberikan cinta, bertingkah laku berdasarkan
cinta, dan hidup dalam cinta itu. Cinta memang indah, tetapi dalam realitanya
cinta itu juga rumit. Lamanya waktu anda saling jatuh cinta dengan pasangan,
entah sehari, setahun, sepuluh tahun, bahkan dua puluh tahun, tidak menentukan
anda khatam dengan cinta itu sendiri. Itulah sebabnya orang bijak berkata,
cinta itu masih perlu dipelajari setiap hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar